Latihan militer tentu tak jauh-jauh dari yang namanya olah fisik, porsi pun tidak berubah walaupun dalam keadaan berpuasa. Merayap, push up, lari, jungkir, dan berbagai aktivitas yang membutuhkan tenaga ekstra. Semua itu dilakukan saat puasa ramadhan, beragam godaan untuk berbuka terasa begitu wajar. Godaan dimulai sejak pagi, usai sholat subuh berjamaah di masjid, wajib mengikuti olahraga pagi.
Banyak yang buka puasa setelah selesai olahraga, nah inilah yang jadi cobaan terbesar, untungnya air untuk mandi yang dingin mampu menyegarkan walaupun harus antri dan tak lebih 5 menit menikmatinya.
Sebenarnya banyak cerita-cerita yang lebih menyeramkan yang ingin diceritakan, tapi sepanjang apapun bercerita tentunya akan sangat sulit membayangkannya. Jadi mungkin hanya akan bercerita tentang ‘Lintas Medan’, tapi bukan melintas kota Medan. Kurang lebih 7 Km dengan medan yang berabu dan berbukit. Sepanjang perjalanan biasanya diselingi dengan merayap, jungkir, dan jalan jongkok. Ada satu titik yang hampir membuat pingsan. Di kilometer keempat, setelah melewati bawah jembatan, ada dakian dengan kemiringan 45 derajat. Dakian itu harus dilewati dengan jalan jongkok menghadap kebelakang. Untungnya pada pos ini diberikan istirahat 3 menit, cukup untuk mengembalikan tenaga yang hilang.
Setelah medan yang berat sepanjang 4 kilo, terhitung dimulai pos dakian, medan yang dilalui tidak sulit dan banyak pohon yang rindang di kiri kanan. Satu kilometer terakhir lah medan kembali galak, namun karena dua kilo terakhir medan cukup bersahabat, satu kilo terakhir dapat ditaklukkan dengan puasa masih digenggaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar